Senin, 28 September 2009

Memaksimalkan lahan kebun dengan tumpang sari

Heri Kuswanto

Jambi Pada umumnya membudidayakan tanaman perkebunan (Sawit dan Karet), pola budidaya perkebunan kita adalah monokultur Kususnya sawit, pola monokultur seperti ini sangat rentan terhadap fluktuasi harga budidaya sekala besar. Pendapatan petani kita bergantung pada satu komoditi saja, efeknya ketika harga komoditi tersebut melemah petani tidak siap menanggung beban biaya.

Krisis yang baru saja kita alami telah membuktikan kerawanan ekonomi terjadi pada sektor perkebunan terutama pada komoditi sawit dan karet. Harga kedua komoditi tersebut terjun bebas, sawit dari Rp.1.800,-/kg turun sampai level terendah Rp. 200,-/kg. Karet TSR 20 tanggal 20 Februari 2008 di pasar singapura dari harga US$ 2.898/ton (Dua ribu delapan ratus sembilan puluh Delapan US $ per metrik ton) atau setara Rp 34.776.000/ton (US$1 = Rp.12.000,-) atau Rp.34.776/Kg {(K3-100%) dan (K3-50% = Rp.17.388/kg), pada 4 Maret 2009 harga karet di pasr singapura US $ 1,215/Kg (Satu Koma dua ratus lima belas US $ per Kg) atau setara Rp 14.580/kg (K3 100%) dan K3 50% adalah Rp.7290,-/kg.

Untuk dapat bertahan dari turunnya harga komoditi utama kebun kita perlu diadakan tanaman tumpangsari yang ekonomis dan dapat menopang pendapatan utama. Tumpangsari pada tanaman karet sebenarnya sudah bayak dilakukakan oleh masyarakat namun sekalanya tidak untuk pendapatan tambahan, namun hanya untuk konsumsi keluarga. Beberapa tanaman ekonomis tumpangsari karet yang sudah di lakukan adalah :

- Durian

- Petai

- Pinang

- Duku

- Mengkudu

- Jengkol

- Jernang

- Macang

- Mangga

dll

Salak dan Karet

Apa Yang di lakukan pak Nisro seorang Kepala Desa Kalimendong, Wonosobo, Jawa Tengah, menggerakan masayarakatnya menanam tanaman salak pondoh di bawah tegakan pohon pinus dapat meningkatkan hasil ekonomi penduduk.

Rumadi, petani salak yang menemani Nisro, menambahkan, salak memberi penghasilan Rp 12.500 per pohon sehari. Setiap petani memiliki 25-50 pohon salak. ”Kami perkirakan pada 2009 akan ada penambahan pohon salak baru sekitar 1.000 pohon,” katanya.

(KOMPAS/WINARTO HERUSANSONO Senin, 22 Desember 2008 | 00:50 WIB)

Pertanyaan : Memungkinkah tanaman salak pondoh di usahakan di bawah tegakan karet?

Jawaban :

  1. Pak Nisro telah membuktikan salak pondoh dapat tumbuh di bawah tegakan pohon lain (Pinus).
  2. Pola tanaman karet rakyat jambi adalah kebun campuran

Karet

Adalah jenis tanaman yang tidak begitu terganggu dengan kehadiran tanaman lain di sekitarnya. Seperti yang kita lihat pada pola tanaman karet di masyarakat jambi.

SYARAT TUMBUH

Tanaman karet dapat tumbuh baik dan berproduksi yang tinggi pada kondisi tanah

dan iklim sebagai berikut:

- Di dataran rendah sampai dengan ketinggian 200 m diatas permukaan laut, suhu optimal 280 c.

- Jenis tanah mulai dari vulkanis muda, tua dan aluvial sampai tanah gambut dengan drainase dan aerase yang baik, tidak tergenang air. pH tanah bervariasi dari 3,0-8,0

- Curah hujan 2000 - 4000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 100 -150 hari.

(Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) BIP Irian Jaya No. 109/92 Diterbitkan oleh: Balai Informasi Pertanian Irian Jaya Jl. Yahim – Sentani – Jayapura)

Salak

Syarat Tumbuh : Salak tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl dengan tipe iklim basah. Tipe tanah podsolik dan regosol atau latosol disenangi oleh tanaman salak. Lingkungan yang dikehendaki mempunyai pH 5-7, curah hujan 1500--3000 mm per tahun dengan musim kering antara 4-6 bulan. Pada kondisi lingkungan yang sesuai, tanaman mulai berbuah pada umur tiga tahun. Tanaman salak muda lebih senang hidup di tempat teduh atau di bawah naungan. Oleh karena itu, umumnya salak ditanam di bawah tanaman duku, durian, atau pohon jinjing atau sengon (Albezia sp.).

Analisa Usaha Tani kebun Tumpang sari Karet dan Salak Pondoh

I. Tanaman karet dengan pemupukan yang baik :

  1. Pengeluaran

Pemupukan dan pengendalian gulma 1 tahun Rp. 4.237.500

Perbulan = Rp 353.125

  1. Penerimaan

Pendapatan perhari 30 kg/ha x Rp.5.000 x 20 Hari sadap

= Rp3.000.000,/ bulan

  1. Pendapatan bersih perbulan

= Rp.3.000.000, - Rp.353125

= Rp.2.646.875

II. Tanaman Salak

1. Pengeluaran Rp.227.533 /bulan/1000 batang

2. Penerimaan Rp 12.500/batangx 1000 batang

= Rp.8.400.000/bulan/1000batang

3. Pendapatan

= Rp.8.400.000/bulan/1000batang - Rp.227.533 /bulan/1000 batang

= Rp.8.172.467

III. Pendapatan Dari Tumpang sari karet dan salak pondoh

= Rp.2.646.875 + Rp.8.172.467

= Rp 10.819.342 /bulan/ha


Tidak ada komentar:

Posting Komentar